SULAWESI TENGAH
– Gua Latea merupakan gua yang dijadikan tempat penguburan orang-orang
zaman dahulu seperti halnya kuburan batu di Toraja. Gua ini merupakan
pekuburan leluhur suku pamona yang berasal dari bukit wawolembo. Namun,
tidak seperti halnya di Toraja, di gua ini hanya ditemukan beberapa
tengkorak
dan tulang belulang saja.
dan tulang belulang saja.
Sistem penguburan seperti ini bagi
masyarakat pamona diperkirakan berakhir sekitar abad ke 19 dimana saat
itu misonaris-misionaris gereja sudah mulai memasuki wilayah-wilayah
suku pamona. Situs ini dipugar tanggal 2 Juni-30 November 1994 oleh
ditjen kebudayaan departemen pendidikan dan kebudayaan provinsi Sulawesi
tengah. Pada awal penemeuan situs ini, ditemukan empat pasang peti mati
dan 36 buah tengkorak. Gua latea sendiri merupakan gua kapur yang
usianya diperkirakan sekitar 30 juta tahun.
Lokasi goa ini tidak sulit dijangkau,
dari terminal tentena dapat menggunakan ojek ataupun bisa dengan
berjalan kaki. di pinggir jalan ke arah pasar tentena akan ada tulisan
lokasi gua latea, dari papan informasi tersebut berjalan kaki sekitar
700 meter melewati perkebunan cokelat dan perkebunan cengkeh. Kebetulan
saat kami menuju goa latea kami menemukan warga yag tengah memanen
cengkeh.
Sebenarnya perjalanan menuju goa latea
sangat menyenangkan karena di sepanjang jalan kita akan melewati kebun
cokelat milik warga, pohon cengkeh, dan juga sungai yang masih bersih.
Namun sayang, kurangnya informasi tentang gua membuat masyarakat awam
tidak mengetahui keberadaaan goa latea ini. Padahal jika informasi
diterus disiarkan dan pengelolaan situs ini juga terus diperbaiki maka
bisa jadi gua ini bisa dikenal seperti tempat wisata yang ada di
sekitarnya yaitu danau poso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar